Latest Post

Rabu, 26 Februari 2014

Dampak Globalisasi Pendidikan

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
 Komersialisasi Pendidikan
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166).
 Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negatif bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.
Sebagaimana kasus yang terjadi pada tanggal 6 Oktober 2009 lalu diberitakan bahwa salah seorang siswi SMA di Jawa Timur, pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
 Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.

dampak lain :
a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh pemilik modal.
Artinya, sekolah-sekolah dapat dijadikan objek komersil seiring dengan berkembangan neoliberalisme yang melanda dunia. Globalisasi bisa memaksa lliberalisasi menjadi sektor yang dulunya non-komersil menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya sekolah-sekolah yang masih memungut anggaran dari orang tua murid dengan label uang komite atau uang sumbangan pembangunan. Maka rakyat dari kelas-kelas menengah keatas dan mampu membayar lah yang dapat menikmati bangku pendidikan, meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun persebarannya belum merata. Belum lagi BOS yang tidak sampai ke tempat karena dikorupsi. Selain itu tak sedikit kampus-kampus yang menawarkan pembelian Gelar dengan murah tanpa harus kuliah.
b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya “tardisi serba instan”.
Dengan memanfaatkan internet sebagai media pencari informasi, bisa didapat banyak keuntungan diantaranya adalah mendapatkan informasi yang lengkap dan dalam waktu singkat. Namun hal ini justru memicu dampak negatif tersendiri bagi penggunanya terutama bagi pelajar. Terlalu bergantung pada internet cenderung membuat mereka menjadi semakin malas karena tinggal akses internet mereka mendapat informasi yang mereka mau, tanpa perlu bersusah payah observasi secara langsung.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan seharusnya harus dilaksanakan selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Masih banyak dijumpai masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Sehingga untuk menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik memerlukan dana yan cukup besar. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas internasional di perguruan terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta, jauh lebih mahal jika dibandingkan denngan kelas biasa atau reguler. Dengan demikian hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang dan dapat menyeret mereka ke dalam kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah mewah sementara saat masyarakat dari golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang dapat mengakibatkan konflok sosial.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya dari luar.
Globalisasi dapat menyebabkan masuknya budaya atau percampuran budaya asing (akulturasi kebudayaan) dengan budaya asli Indonesia. Jika bangsa Indonesia tidak siap menerima perubahan globalisasi, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan cenderung mengarah ke memudarnya nilai-nilai kelestarian budaya. Salah satunya pemanfaatan dari internet yang membawa dampak negatif, salah satunya adalah situs pornografi yang dapat diakses oleh semua orang termasuk para siswa. Hal itulah merupakan awal dari pergeseran budaya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang condong ke adat ke-timuran yang menjunjung nilai-nilai moral dan kesopanan.
Upaya menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang Pendidikan.
Dalam kompetisi menghadapi era globalisasi, Sumber Daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Jika mereka ridak siap, maka akan tergilas oleh arus globalisasi, sebaliknya jika mereka siap maka akan menjadi pemenang. Telah diketahui bersama bahwa globalisasi mempunyai dampak positif yang bisa membawa perubahan yang lebih baik, dan dampak negatif yang dapat menjadi boomerang khususnya bai dunia pendidikan di Indonesia.
Di dalam pendidikan seperti yang telah dibahas, maka tidak akan pernah luput dari komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru), peserta didik (murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua komponen tersebut dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan.
Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam hal globalisasi, posisi guru disini adalah sebagai tenaga pendidik profesional, yang mampu meningkatkan martabat, mampu melaksanakan dan mewujudkan pendidikan nasional. Tujuan akhirnya tidak lain adalah mengembangkanpotensi peserta didik agar tidak hanya menjadi individu yang terampil dan cerdas, namun juga beriman dn bertakwa.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan kemerosotannya. Oleh karena itu tugas guru tidak terbatas pada kegiatan mengajar, tapi yang terpenting adalah mencetak karakter murid. Selain itu dengan berkembangnya bidang teknologi informasi, guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin gunan menunjang aktifitas mengajarnya di kelas.
Peserta didik (siswa)
Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Selain itu, dalam era globalisasi seperti ini, siswa harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Terlebih lagi mereka yang dalam masa-masa labil, masa-masa dimana selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru. Disinilah siswa harus benar-benar memilih pilihan yang tepat. Akses internet memang sangat bermanfaat jika digunakan untuk keperluan yang bermanfaat misalnya untuk bahan belajar, namun jika internet digunakan untuk hal-hal negatif seperti akses video porno, hal ini justru akan berdampak buruk bagi perkembangan siswa.
Orang Tua (Keluarga)
Orang tua atau keluarga sebagai tempat pendidikan awal bagi anak sebelum mereka dikenalkan denga dunia luar harus  memberikan dasar-dasar pendidikan kepada anak yang nantinya akan menentukan pertumbuhan serta perkembangan anak di masa mendatang. Selain itu orang tua juga wajib melakukan kontrol terhadap kegiatan anak, karena apabila tidak diawasi akan mengarahkan anak menjadi suatu pribadi dan perilaku yang tak terkontrol.. Mencari kegiatan anak tidak harus mlakukan pengawasan setiap detik, namun dapat dilakukan dengan menanyakan siapa teman bermai, menanyakan keadaan anak pada guru di sekolah dan lain sebagainya.
Lingkungan.
Lingkungan dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kepribadian seseorang, karena disinilah segala pengaruh timbul, baik dari teman sebaya ataupun orang lain. Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam mengahadapi arus globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban terpenting kita adalah berinteraksi dengannya.
Disamping komponen-komponen pendidikan, pemerintah sebagai pengatur aktifitas negara termasuk pendidikan juga harus segera mencari pemecahan dari permasalahan yang dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang mahal masih menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai hendaknya pemerintah menjadikan pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan pendidikan yang murahan. Memang di berbagai daerah sudah banyak sekolah unggulan yang berkualitas dan bebas biaya. Namun hal tersebut baru merupakan kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika pemerintah pusat menerapkan kebijakan tersebut di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Untuk mewujudkannya, yang pertama dilakukan adalah pembenahan dalam sektor birokrasinya. Korupsi harus segera diberantas, karena korupsilah aliran dana yang seharusnya digunakan untuk pembenahan dunia pendidikan jadi tersendat atau tidak sampai ditempat.

▲Top▲